Museum Dan Monumen Pusat Disjarahad







Kadisjarah menyambut pengunjung Museum A.H. Nasution



Musmonpus, Kepala Dinas Sejarah TNI AD (Kadisjarahad) Brigjen TNI Dr.Rakhmat S, S.Ip., M.M., M.Tr.(Han) menyambut pengunjung Museum di Museum Jenderal Besar Dr.A.H. Nasution, Jakarta, Minggu 28 Juni 2020.

Baca Juga :
Museum dan Monumen Peta Mendapat Kunjungan siswa Dikmatazi
Kadisjarahad Sambut Personel Pusjarah TNI

Kegiatan pasca pandemi (new normal) dalam suasana kekeluargaan, tapi tetap jaga jarak. 
Share:

Museum dan Monumen Peta Mendapat Kunjungan siswa Dikmatazi


Musmonpus, Museum dan Monumen Peta mendapat Kunjungan dari siswa Pendidikan Pertama Tamtama Zeni (Dikmatazi) TNI AD, Bogor,  Jumat 19 Juni 2020. 

Baca Juga :
Kadisjarahad Sambut Personel Pusjarah TNI
Memutus Mata Rantai COVID-19, KASAD Instruksikan Penyemprotan Disinfektan di 5 Museum TNI AD
Museum dan Monumen Peta Dapat Penyemprotan Disinfektan


Menurut Kepala Museum dan Monumen Peta (Kamus) Kapten Czi Suprihono mengatakan siswa Dikmatazi berjumlah 63 orang dengan 1 pendamping dari pukul 09.00 sd 10.00 dipandu oleh Ibu Ani dan Ibu Yulis. Kegiatan widya wisata merupakan kelanjutan dari materi pelajaran kelas yang ada, dan dengan maksud untuk mempertebal cinta tanah air dan lebih mengerti tentang sejarah bangsa bagi para siswa, Ujarnya
Lanjutnya menyampaikan bahwa saya menyambut baik kunjungan tersebut, dan berpesan agar seluruh siswa bisa menjadi pelopor bagi sosialisasi nilai nilai kejuangan dan militansi para pejuang pahlawan bangsa.Harap Suprihono
Share:

Kadisjarahad Sambut Personel Pusjarah TNI



Musmonpus, Kepala Dinas Sejarah TNI AD (Kadisjarahad) Brigjen TNI Dr.Rakhmat S, S.Ip., M.M., M.Tr.(Han) menyambut personel Pusat Sejarah (Pusjarah) TNI bertempat di Museum Jenderal Besar Dr.A.H. Nasution, Jakarta, Rabu 17 Juni 2020.


Baca Juga :
Memutus Mata Rantai COVID-19, KASAD Instruksikan Penyemprotan Disinfektan di 5 Museum TNI AD
Museum dan Monumen Peta Dapat Penyemprotan Disinfektan 

Menurut Kadisjarahad mengatakan bahwa personel Pusjarah TNI sejumlah 40 orang dipimpin oleh Wakapusjarah Kolonel Inf Dody Setiawan dalam rangka kunjungan sekaligus acara gowes tersebut,
Kadisjarahad juga berharap dengan adanya kegiatan ini akan terbentuk sinergi dalam pengelolaan museum dan kesejarahan dilingkungan TNI, sehingga akan lebih memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat luas.Tutupnya

Share:

Memutus Mata Rantai COVID-19, KASAD Instruksikan Penyemprotan Disinfektan di 5 Museum TNI AD




ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa menginstruksikan jajarannya untuk melakukan penyemprotan disinfektan di Mabes TNI AD serta lima Museum pusat sejarah Angkatan Darat

Baca Juga :
Museum dan Monumen Peta Dapat Penyemprotan Disinfektan
TK Indriya Kunjungi Museum TNI AD Dharma Wiratama
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Adapun lokasi yang disterilisasi yaitu Museum Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Museum Dharma Wiratama di Yogyakarta, Museum Jenderal A. Yani dan Museum Jenderal A.H. Nasution di Jakarta Pusat, serta Museum Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor, Jawa Barat
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sejak 16 Maret 2020, Dinas Sejarah TNI AD menutup lima Museum tersebut dari masyarakat umum, serta melakukan pembersihan dengan cairan disinfektan di setiap sudut Museum secara berkala, agar barang peninggalan bersejarah tetap terawat dan bebas dari virus corona
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dengan adanya penutupan Museum hingga batas waktu yang belum ditentukan, Badan Pelaksana Museum dan Monumen Pusat (Balakmusmonpus) mengaku akan lebih banyak memberikan informasi terkait sejarah TNI AD melalui media sosial
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sementara itu, pengawasan juga diperketat bagi setiap orang yang akan masuk ke Markas Besar TNI AD di Jakarta, mulai dari pengecekan suhu tubuh hingga penyemprotan disinfektan. Langkah tersebut dilakukan demi mencegah meluasnya penyebaran virus corona COVID -19 di Indonesia
Share:

Museum dan Monumen Peta Dapat Penyemprotan Disinfektan



Musmonpus, Museum dan Monumen Peta mendapat penyemprotan disinfektan dalam rangka mengurangi penyebaran virus Covid-19, Bogor pada tanggal 30 Maret 2020.


Baca Juga :
TK Indriya Kunjungi Museum TNI AD Dharma Wiratama
Menelusuri Sejarah Bernuansa Digital di Museum TNI AD Dharma Wiratama


Menurut Kepala Museum dan Monumen Peta (Kamus) Kapten Czi Suprihono mengatakan mengatakan bahwa penyemprotan disinfektan yang dilakukan di area di area Monumen dan Museum Peta serta Masjid Jenderal Sudirman.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Kegiatan ini merupakan salah satu usaha untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19 di area museum.  Penyemprotan ini dilakukan juga sebagai salah satu upaya untuk pembukaan kembali Museum Museum dan Monumen Peta bagi masyarakat umum untuk dapat berkunjung nantinya, museum sudah ditutup untuk dikunjungi masyarakat  sejak tanggal 16 Maret 2020.
Share:

TK Indriya Kunjungi Museum TNI AD Dharma Wiratama



Dharma Wiratama, TK Indriya mengunjungi Museum TNI AD Dharma Wiratama yang bertempat di Jalan Jenderal Sudirman 75 Yogyakarta, Rabu 29 Januari 2020 pukul 11.40.

Baca Juga :


begitulah sukacita siswa TK Indriya Sana Pugeran berlajar sambil bermain di Museum TNI AD Dharma Wiratama sampai dengan antusias disaat diberi pertanyaan dari pembimbing :"Siapa yang mau jadi tentara?"

Seketika semua siswa menjawab serempak mereka menjawab: "saya..saya..saya..mau jadi tentara"


Yuk ke Museum TNI AD Dharma Wiratama
Share:

Menelusuri Sejarah Bernuansa Digital di Museum TNI AD Dharma Wiratama




Musmonpus, Beragam cara menikmati Yogyakarta, tak hanya dengan pemandangan alam ataupun kulinernya. Kini, masyarakat dapat menikmati kota pelajar dengan tambahan wawasan sejarah, salah satunya ialah dengan berkunjung ke museum TNI AD ‘Dharma Wiratama’.

Baca Juga :


Museum yang berlokasi di Jalan Jenderal  Sudirman 75 Kota Yogyakarta ini memiliki beragam koleksi, salah satu yang unik ialah weapon box.

M Daldiri Dwi Purnomo selaku Kepala Bagian museum mengungkapkan, koleksi itu menjadi salah satu yang membuat pengunjung tertarik, karena tergolong langka dan hanya ada tiga di dunia.

“Weapon box ini adalah koleksi yang hanya ada tiga di dunia yang punya, termasuk di Indonesia. Selain itu ada juga di Jerman dan Kanada. Terdiri dari 745 senjata, yang merupakan visualisasi dari para pejuang yang dulu menggunakannya untuk melawan penjajah,” ucapnya, Jumat (4/10/2019).

Dahulu museum ini merupakan markas besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal TNI.Di tempat ini juga diselenggarakan Konferensi TKR pada 12 November 1945 yang menunjuk Panglima Besar Jenderal Sudirman sebagai pimpinan tertinggi Angkatan Perang pada saat itu dengan didamping Kepala Staf Letjen Urip Sumoharjo.

Selain menjadi markas besar TKR, museum ini juga menjadi Markas Korem 072/Pamungkas Kodam VII Diponegoro dan saksi sejarah peristiwa G 30S/PKI.

“Karena memiliki nilai sejarah yang tinggi, museum yang buka mulai pukul 08:00 – 15:00 itu dilestarikan hingga saat ini,” imbuhnya.

Menurut Daldiri Dwi Purnomo, mulai tahun 2017, museum ini telah didigitalisasi sehingga para pengunjung lebih mudah mendapatkan berbagai informasi melalui sajian visual dengan digital box. Tentu hal ini membuat pengunjung semakin ramai setiap harinya.

Sementara itu, Istiana, salah seorang pengunjung berharap museum ini bisa dikunjungi bukan hanya oleh masyarakat sekitaran Jogja, akan tetapi bisa masyarakat internasional, sehingga museum ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.

“Suatu saat turis-turis dapat berkunjung ke sini,” ungkap, Istiana.

Berbagai upaya juga telah dilakukan oleh pihak museum untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, salah satunya ialah dengan adanya kegiatan OjoLaliSarapan yang merupakan kegiatan makan pagi bersama masyarakat setiap Jumat pagi.

Dilansir dari :
https://rri.co.id/yogyakarta/feature/729606/menelusuri-sejarah-bernuansa-digital-di-museum-tni-ad-dharma-wiratama
Share:

Jalan-Jalan Pagi Keliling Museum TNI AD Bergaya Milenial di Yogyakarta



Musmonpus, Yogyakarta Banyak cara menyambut pagi. Tidak melulu dengan melihat matahari terbit dari puncak bukit atau menikmati pemandangan alam. Sebagai Kota Pelajar, Yogyakarta memiliki beragam cara berbeda menyambut pagi. Salah satunya, berkunjung ke Museum Pusat TNI AD.

Baca Juga :

Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Yogyakarta. Museum yang baru saja dibuka kembali pada Desember tahun lalu ini terbuka untuk umum dan gratis. Museum berbasis IT milik TNI AD ini buka setiap hari dari pukul 08.00 sampai 15.00 WIB.

Jangan dibayangkan tempat ini hanya memajang patung, menempel foto di dinding, dan melahirkan suasana sunyi layaknya kebanyakan museum. Tidak ada diorama konvensional di tempat ini. Namanya berbasis IT, sudah pasti museum ini menghadirkan ruang pamer yang sarat kecanggihan teknologi.

Interiornya yang dinamis juga membuat museum ini seolah-olah menarik pengunjung ke masa silam. Ada belasan area yang menjelaskan setiap peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan TNI AD di tempat ini.

Masuk ke area lobi, pengunjung bisa melihat koleksi museum berupa lukisan dan foto pejabat Kasad serta mural awal terbentuknya TNI. Multimedia digital book menjadi pelengkap area pamer ini yang menjelaskan gambaran umum museum dan profil TNI AD.

Di sisi timur lobi museum, terdapat ruang pameran koleksi Panglima Besar Jenderal Sudirman. Ruangan ini juga merupakan ruang kerja Sudirman saat menjabar sebagai Panglima Tertinggi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Kursi kerja, merja kerja, kursi dan meja tamu, pesawat telepon, dan foto-foto Sudirman dipamerkan di ruangan ini. Tidak ketinggalan, selalu ada multimedia digital book yang menjelaskan biografi Sudirman dari lahir sampai wafat.

Di sisi barat lobi museum, terdapat ruang pameran koleksi Letna Jenderal Urip Sumoharjo. Sama seperti Sudirman, ruangan ini juga dipakai Urip Sumoharjo saat menjabat sebagai Kepala Staf TKR.

Memasuki ruang pameran, pengunjung akan disambut rekayasa multimedia Holoscreen Virtual Display Selamat Datang. Multimedia ini akan memberikan gambaran secara garis besar tata pameran koleksi museum yang mengadopsi teknologi hologram.

Di area ini, pengunjung juga bisa mendapat informasi soal sejarah lahirnya TNI AD, dari berbentuk KNIL, BKR, TKR, TRI, sampai akhirnya menjadi TNI. Tempat ini juga memamerkan koleksi awal terbentuknya TNI AD berupa artefak asli yang didukung informasi grafis dan mural.

Area ini juga terbagi menjadi delapan bagian yang menjelaskan peristiwa delapan palagan, meliputi Palagan Semarang, Surabaya, Ambarawa, Bandung, Medan, Bali, Palembang, dan Makassar. Ada pula area Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berisi infografis dan artefak. Selain penjelasan dari digital book, peristiwa ini juga dijabarkan melalui film dokumenter.

Area selanjutnya adalah area markas pejuang. Area ini menjadi tempat favorit pengunjung karena mereka bisa terlibat langsung dalam permainan augmented reality. Teknologi ini memungkinkan pengunjung melakukan simulasi di masa perjuangan.

Di wahana ini pengunjung bisa merasakan menjadi pejuang yang bertugas di dapur sampai medan perang. Pengunjung seolah-olah berada di suasana masa lalu. Permainan ini juga dilengkapi Kinect selfie sehingga pengunjung bisa berfoto dengan latar belakang masa perjuangan.

Pada awalnya, gedung Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama adalah Markas Korem 072/Pmk Kodam VII Diponegoro. Semasa pemerintahan Hindia Belanda, bangunan seluas 1.564 meter persegi ini merupakan tempat tinggal pejabat perkebunan Belanda di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Saat pendudukan Jepang, gedung itu dipakai seagai kediaman residen Jepang di daerah Yogyakarta. Pasca proklamasi kemerdekaan, sejumlah peristiwa penting terjadi di gedung itu, antara lain, pernah dijadikan markas tertinggi TKR dan tempat penyusunan markas besar TKR oleh Letjen Urip Sumoharjo yang menjadi cikal bakal TNI.

Selain itu, di markas ini untuk pertama kali terpancar kesatuan komando ke seluruh wilayah Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang kembali terancam Belanda. Di tempat ini juga untuk pertama kali diselenggarakan Konferensi TKR yang memutuskan pucuk pimpinan tertinggi angkatan perang yakni Jenderal Sudirman.

“Karena baru dibuka belum banyak orang tahu tentang museum ini yang sudah berbasis digital, jadi kami berusaha mempromosikan lewat kegiatan rutin, salah satunya sarapan bareng dengan masyarakat setiap Jumat pagi,” ujar Kapten Caj Yanti Murdiani, Kepala Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, beberapa waktu lalu.

Ia mengungkapkan museum di Yogyakarta ini menjadi pilot project museum TNI AD berbasis IT dan rencananya akan diikuti dengan pengembangan lima museum TNI AD yang sudah ada di daerah lainnya.

Dilansir dari :
https://www.liputan6.com/regional/read/4053901/jalan-jalan-pagi-keliling-museum-tni-ad-bergaya-milenial-di-yogyakarta
Share:

Kadisjarahad Gelar Silaturahmi






Kadisjarahad Brigjen TNI Eddy Syahputra Siahaan, S.Ip., M.M., menggelar silaturahmi dengan putra-putri Pahlawan Revolusi di Museum Sasmita Loka Ahmad Yani, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).
Share:

Beberapa kegiatan dan kunjungan yg ada di museum peta




Share:

Total Tayangan Halaman

FANPAGE